Selasa, 04 Oktober 2016

Ilmu Budaya Dasar #1


BUDAYA
Semua orang mungkin tidak merasa asing lagi jika mendengar kata budaya, khususnya bagi kita yang berstatus warga Negara Indonesia. Sebagai warga Negara yang baik kita seharusnya tahu bahwa Negara kita ini merupakan salah satu Negara yang memiliki budaya terbanyak, Negara yang memiliki ratusan lebih suku –suku yang melahirkan budaya yang berbeda – beda, ya benar sekali, inilah Indonesia.
Saya tidak akan membahas seluruh budaya yang ada di negeri kita ini karna keterbatasan waktu penulis, juga tanpa mengurangi rasa hormat akan budaya lainnya yang ada, kali ini penulis akan menyampaikan informasi berkaitan tentan budaya yang ada di lingkungan (khususnya tempat tinggal) penulis sendiri, yakni Tangerang Selatan.

TANGERANG SELATAN

Yup! Benar sekali, tangerang selatan adalah salah satu kota dibawah naungan Provinsi Banten. Kota kecil yang berbatasan langsung dengan Provinsi DKI Jakarta ini, memiliki budaya yang unik akibat pertemuan antara dua provinsi yang berbeda. Dimana memiliki tradisi/budaya sunda yang dibwa dari Banten (dahulu masih tergabung dengan Jawa Barat), juga memiliki budaya Betawi yang dibawa dari Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa tokoh masyarakat yang saya jumpai, berikut adalah tradisi yang pernah ada di Tangerang Selatan dari dahulu hingga sekarang :
Ø Nyampun


Salah satu budaya yang berasal dari Sunda (parahyangan), yakni dimana setelah akad dalam pernikahan, diadakan semacam acara pelemparan (beras, uang, hingga kembang), dimana para hadirin (tamu) yang datang berlomba – lomba untuk mengumpulkannya.
*Dalam adat jawa, dikenal dengan acara sungkeman, namun dengan cara yang sedikit berbeda.

Lalu setelah acara selesai, dan masuk kedalam acara pesta, para tamu memasukan uang atau yang biasa disebut dengan nyempal pengantin ke dalam wadah yang dibalut dengan kain dan ditempatkan didepan pasangan yang menikah tadi.

Ø Palang pintu

Salah satu budaya yang berasal dari betawi (rawa belong) atau biasa disebut dengan Buka palang pintu, adalah salah satu prosesi yang selalu hadir dalam upacara pernikahan Betawi. Prosesi  ini selalu dimulai dengan iring-iringan calon pengantin pria menuju kediaman calon pengantin wanita dengan diiringi oleh shalawat Nabi dan musik Betawi Robana Ketrimpring, lalu keluarga pihak pria berbalas pantun dengan keluarga wanita dan dilanjutkan dengan pertarungan silat antar wali dari masing – masing pihak keluarga, umumnya keluarga pihak pria akan menang, dan diizinkan masuk oleh pihak wanita.

Maka dari tradisi ini hanya sebagai ungkapan salam dari pihak pria, sebagai azas betawi sebelum tamu masuk ke-kediaman orang lain.
*bagi yang ingin melihat bagaimana acara ini berlangsung, dapat mengunjungi link : https://www.youtube.com/watch?v=OvkWkZCnrSs




Ø Ngebesan


Dalam prosesi pernikahan adat Betawi, dikenal istilah acara ngebesan atau ngerudat. Acara ngebesan atau ngerudat adalah upacara akad nikah dan ijab kabul yang dilaksanakan di rumah mempelai wanita.umumnya mempelai laki-laki mendatangi kediaman keluarga mempelai wanita diiringi rombongan pengiring besar yang terdiri dari keluarganya. Pada saat acara ngebesan atau ngerudat, rombongan besar  turut membawa barang antaran atau barang bawaan.
Barang antaran tersebut antara lain terdiri dari :
·       Sirih nanas.
·       Kekudang atau makanan kesukaan pengantin perempuan sejak masa kanak-kanak.
·       Mahar atau mas kawin.
·       Sayur Telubuk Pemersatu.
·       Shie berupa kotak kayu segi empat dengan ukiran gaya Cina dan berisi sayuran.
·       Seperangkat idam-idaman yaitu bermacam buah-buahan yang ditempatkan dalam wadah berbentuk perahu.
·       Kue pengantin.
·       Berbagai hadiah seperti perhiasan, kosmetik dan sandang lainnya.
·       Miniatur Mesjid berisi sejumlah uang belanja bisa juga miniatur berbentuk pohon atau kapal yang dihias buah-buahan ranum.
·       Roti buaya

Di tangerang selatan sendiri, acara ngebesan ini telah sedikit bercampur dengan adat sunda, yang membuatnya unik adalah dengan membawa gotongan. Dimana yang dibawa adalah kue yang disusun dengan anyaman daun kelapa, dan dibawa/digotong oleh 2 orang bahkan lebih.
Makna dari kegiatan ini sebagai acara silahturahmi juga melestarikan gotong – royong pada situasi apapun.

Ø Festival “ngadu bedug”
Festifal yang diadakan ketika menjelang 1 ramadhan dan hari lebaran. Dimana diadakan sebuah festival bedug dan di tiap – tiap daerah mengirimkan wakilnya, penyeleksian dilakukan dari tahap RT, RW, kelurahan, dan finalnya pada tingkat kecamatan.
Acara yang dimeriahkan dengan alunan bedug tiap tiap daerah, serta ramainya letusan petasan menyemarakan suasanya yang meriah sekaligus menyenangkan dalam menyambut datangnya hari hari suci menurut islam ini.
Maknanya untuk memeriahkan suasana sebagai tanda menyambut datangnya bulan suci ramadhan dan hari raya lebaran


Bagi yang ingin mengetahui gambaran acaranya, bias mengunjungi link : https://www.youtube.com/watch?v=M8y4BhoyHJ8

Itulah hasil laporan yang penulis dapatkan setelah mewawancarai beberapa tokoh masyarakat di lingkungan penulis. Yang penulis gambarkan dalam laporan kali ini hanya sebatas gambaran besar yang penulis dapatkan dari wawancara, bila ingin mengetahui lebih lengkap, pembaca dapat mendengarkan hasil wawancara penulis yang penulis rekam, dan telah di upload di : https://soundcloud.com/user295423832/wawancara

Juga tidak lupa penulis sampaikan terimakasih sebesar – besarnya kepada seluruh narasumber akan informasi yang penulis dapatkan. Last Word, jangan lupakan budaya, karna berkat budaya itu kita bias berdiri hingga sekarang. Jaga dan lestarikan Budaya INDONESIA!!


Sumber :
Bapak H. Rusli (ketua RT)
Bapak Sukardi (bang kidon)
Serta para narasumber lain yang tidak dapat saya sebutkan namanya, namun tanpa mengurangi rasa hormat saya.

Web penunjang

*edit bukti foto wawancara penulis dengan narasumber yang lupa di upload xD :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar