Test test test. -Moch
Is this thing on? -G.
Probably. -Bach.
Of course not. -Moch.
Why? -G.
Cuz this isn’t mic. -Moch.
Then why u “said” test before? -Bach.
I just wanna test our silent reader. -Moch.
Are they still read our post? -Bach.
Probably not. -Moch.
Lol. -G.
こんにちは !!!
Welcome to our blog.
Khusus untuk postingan kali ini, kami akan melaporkan hasil observasi alias jalan – jalan, hohoho..
Lumayanlah buat refreshing. Sesekali memang hidup perlu istirahat sejenak.
Kali ini kami melakukan observasi ke sebuah museum milik Indonesia.
Museum yang berhubungan tentang antariksa.
Yup benar
PLANETARIUM
Sebelum kita mulai, karena laporan ini bersifat subjektif, izinkan saya G. untuk memandu kamu dalam postingan kami kali ini. Dan perlu ditekankan lagi, semua yang saya tulis dalam post ini merupakan pengalaman saya pribadi dan juga sesuai dengan Point Of View, sehingga mohon maaf jika ada hal – hal yang menyakiti pribadi pembaca.
Ok, semua persiapan sudah siap. Let’s go!
PLANETARIUM
ketika berkunjung ke Planetarium yang ada di Taman Ismail Marzuki, mungkin bisa dikatakan sangat tidak sesuai dengan harapan yang ada dibenak saya.
Mungkin jika diberi bintang dari 1-5 maka :
Ekspektasi : ****
Realita : *
Really.
Sungguh sangat disayangkan bagaimana ketidaknyamanannya ketika mengunjungi salah satu museum ini.
Tidak begitu banyak yang dapat ditampilkan oleh museum ini, atau lebih tepatnya terlihat seperti museum terbengkalai. Hanya ada alat peraga dan miniature yang kurang begitu terawat, lorong yang tidak begitu besar, dan pendek sekali (bisa dikatakan ruangan yang kecil) bahkan tidak ada pemandu satupun ketika kamu mengunjungi tempat ini, sehingga apa yang dapat kamu ketahui hanyalah dari penjelasan tertulis di tiap – tiap miniature atau lorong yang ada.
salah satu bagian dari lorong planetarium berisi informasi. |
gambar mengenai nebula |
hormat penulis.
Moch, G., Bach.